Showing posts with label orang. Show all posts
Showing posts with label orang. Show all posts

Tuesday, August 9, 2016

Ciri ciri Orang Mulai Pikun

Ciri ciri Orang Mulai Pikun


Tahap awal demensia atau kepikunan dan berbagai penyebabnya seringkali sulit untuk dideteksi. Namun beberapa gejala bisa dikenali sebagai tanda bahwa seseorang mulai mengalami kepikunan atau demensia.
Demensia merupakan gangguan kognitif akibat berkurangnya fungsi otak pada usia lanjut. Gangguan ini berdampak pada kecerdasan, daya ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, dan konsentrasi.
Beberapa ciri-ciri orang yang mulai pikun seperti dikutip dari Telegraph, Senin (9/8/2010) adalah:
1. Sering salah meletakkan barang sehari-hari.
Misalnya meletakkan sesuatu di tempat yang tidak semestinya lalu tidak ingat ada di mana.
2. Mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Misalnya menyiapkan makanan, meletakkannya di meja tetapi lupa menyantapnya.
3. Disorientasi (kekacauan arah) secara umum
Seperti tidak mengenali jalan yang biasa dilalui atau sulit mengingat-ingat waktu
4. Kesulitan menemukan dan menggunakan kata yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu.
5. Kemampuan mengambil keputusan menurun.
Misalnya memilih mengenakan jaket saat cuaca panas atau kurang waspada terhadap ancaman bahaya.
6. Bermasalah dengan mood dan perilaku yang mirip gejala depresi.
Misalnya marah-marah, mudah tersinggung, acuh dan tidak peduli terhadap kebersihan diri.


Omongan kasar dari orang lain memang seharusnya disikapi dengan kesabaran dan tidak perlu ditanggapi dengan emosional. Namun jika tidak ada rasa tersinggung sama sekali, bisa jadi merupakan tanda awal kepikunan frontotemporal yang langka.

Frontotemporal dementia atau kepikunan frontotemporal merupakan jenis kepikunan yang dipicu oleh kerusakan otak di bagian frontal dan temporal. Dampaknya adalah ketidakpekaan terhadap sarkasme (kata-kata kasar) dan kebohongan, sehingga penderitanya tampak culun.

Frontal dan temporal merupakan bagian otak yang mengatur kepribadian dan perilaku. Gangguan pada bagian tersebut juga bisa memicu perilaku kompulsif (menuruti keinginan sesaat), tidak peka pada lingkungan sosial dan bisa juga tiba-tiba pindah agama.

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari University of California San Francisco menemukan, kerusakan pada bagian frontal dan temporal juga mengurangi kemampuan seseorang untuk mengenali kecurangan, kebohongan dan perilaku kasar yang mengandung kebencian.

Dalam penelitian tersebut para ahli melibatkan 175 orang dewasa, 50 persen di antaranya sudah mengalami kepikunan. Para partisipan diminta menonton video yang berisi orang berkata kasar dan membicarakan sesuatu hal yang tidak sesuai kenyataan.

Partisipan yang fungsi otaknya masih normal mampu mengenali video mana yang isinya mengandung kebencian lewat kata-kata kasar, serta video mana yang berisi kebohongan. Sebaliknya, sebagian partisipan yang sudah pikun tidak mampu mengenali kedua hal tersebut.

"Jika seseorang punya kepribadian aneh, tidak peka saat dikasari dan mudah dibohongi maka dia harus segera menghubungi spesialis," ungkap peneliti, Katherine Rankin seperti dikutip dari Time, Senin (18/4/2011).

Kepikunan frontotemporal merupakan jenis kepikunan yang langka, hanya menyerang 5 persen dari semua kasus kepikunan secara umum. Dibandingkan Alzheimer, jenis kepikunan frontotemporal menyerang kelompok usia yang lebih muda yakni antara 40-70 tahun.

sumber


Go to link download

Friday, August 5, 2016

Hanya 10 Persen Orang Indonesia Melek Teknologi

Hanya 10 Persen Orang Indonesia Melek Teknologi



TEMPO.CO, Jakarta - Penerapan teknologi di kalangan masyarakat masih terbatas di kalangan berpendidikan dan mereka yang tinggal di kota besar. Innovators and experts in computer technology, Michael S. Sunggiardi, mengatakan, dari 239 juta penduduk Indonesia, hanya 10 persennya atau sebanyak 23,9 juta orang yang melek teknologi.

Kendati saat ini diperkirakan terdapat sekitar 80 juta orang yang mengakses Internet, namun angka itu tidak merujuk pada mereka yang benar-benar memahami teknologi informasi. Dari jumlah itu, 72 juta orang di antaranya menggunakan Internet untuk berjejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter.

"Melek teknologi dalam arti mereka bukan early adaptors dan terus mengikuti perkembangan teknologi," kata Michael dalam diskusi tentang penerapan cloud computing di Jakarta, Rabu, 22 Februari 2012.

Menurut pria yang sudah berjibaku dengan dunia komputer di Tanah Air sejak tahun 1982 ini, dari 497 kota besar di Indonesia, hanya 10 di antaranya yang siap mengadopsi teknologi tingkat tinggi, seperti komputasi awan. "Pulau Jawa dan Sumatera tentunya," ujarnya.

Sementara itu, daerah di luar wilayah itu, apalagi Indonesia timur, kata dia, penggunaan teknologi masih sangat minim, bahkan di bawah minus. Salah satu alasan rendahnya serapan teknologi informasi di wilayah ini lantaran infrastruktur yang belum terbangun.

Tahun ini rencananya pemerintah akan membangun jaringan serat optik nasional yang menjangkau 33 provinsi, 440 kota/kabupaten. Jaringan serat optik ini direntangkan menggunakan kabel laut dan kabel di daratan dengan panjang masing-masing 35.280 dan 21.807 kilometer.


Go to link download